Langsung ke konten utama

Hindari Kepunahan Gajah dengan Membentuk Koridor Habitat Gajah Sumatera


Menghindari kepunahan Gajah Sumatera akibat perambahan hutan maupun sempitnya habitat Gajah, perlu dilakukan langkah strategis untuk  memperluas dan  membentuk Kawasan Ekosistem Essensial (KKE), melalui pembentukan  Koridor Habitat Gajah Sumatera.

Untuk itulah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi  Bengkulu melalui  Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi,  menggelar Diskusi  bersama pihak terkait, guna membentuk  Koridor  habitat Gajah Sumatera pada bentang alam Kerinci Seblat Provinsi Bengkulu.

Hadir  dalam diskusi yang digelar di salah satu hotel Kota Bengkulu tersebut, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, Kapala Dinas LHK Provinsi Bengkulu, Kasubdit Koridor dan Areal Bernilai Konservasi Tinggi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) serta Ahli Konservasi Gajah, Organisai Masyarakat dan Wartawan.

Menurut Ahli Konservasi Gajah dari Pusat Kajian Satwa Liar Universitas Syah Kuala Banda Aceh  Wahdi Azmi, Inisiasi pembentukan koridor habitat Gajah sangat efektif, sebagai upaya konservasi Gajah di Bentang Alam Kerinci Seblat Provinsi Bengkulu ini.

Dimana, sebutnya, habitat Gajah liar yang ada perlu ketersambungan untuk keberlangsungan populasi Gajah. Dengan terbentuknya koridor habitat Gajah ini, sambungnya, kelompok Gajah satu dengan lainnya, dapat saling terhubung dan bertemu.

“Kalau habitat Gajah itu kecil dan sempit, maka keberlangsungan habitat Gajah juga akan kecil, sehingga perlu penyambungan habitat yang lebih luas lagi,” kata Wahdi,  saat di Bengkulu, Rabu (18/10).

Lebih jauh diungkapkannya, saat ini popluasi  Gajah di wilayah Sumatera dalam estimasi Rencana Strategi Aksi Nasional  sebanyak 1.700 ekor saja.

Jumlah tersebut menurun dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, dimana pada perkiraan sebelumnya pada tahun 2004 hingga 2017, terdapat sebanyak 2.400-2.800 ekor Gajah liar yang ada di wilayah Sumatera.
Dirinya tak menampik, turunnya populasi Gajah Sumatera tersebut akibat adanya konflik antar Gajah dengan masyarakat, sehingga banyak Gajah yang mati terbunuh akibat diracun maupun perburuan liar, serta perambahan hutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu Agus Priambudi mengungkapkan,    upaya yang dilakukan ini untuk melestarikan populasi Gajah di  Provinsi Bengkuluyang saat ini sudah menurun, yaitu  hanya  ada 70 ekor saja.

Disamping itu juga, sebut Agus, Gajah yang tersisa saat ini perlu perhatian serius oleh semua pihak, dengan memberdayakan Hewan dilindungi tersebut, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. 

 “Gajah tersebut hewan yang dilindungi, bukan saja di Indonesia tapi juga di Dunia. Bagaimana Gajah tersebut dapat dimanfaatkan  bukan hanya  untuk kepentingan Gajah itu untuk dilindungi, tapi bagaimana Gajah tersebut digunakan untuk kepentingan objek pariwisata dan rekreasi bagi masyarakat,” Sebut Agus Primbudi, saat usai melakukan Diskusi.

Dirinya mencontohkan, dengan adanya konservasi pada Pusat Pelatihan  Gajah (PLG) di Sebelat Provinsi Bengkulu, diharapkan antara masyarakat setempat dengan habitat Gajah dapat hidup berdampingan.

Hal tersebut perlu adanya perhatian dari pemerintah bersama  pihak swasta lainya, untuk memberikan pengertian dan pengetahuan kepada masyarakat sekitar bagaimana menjaga kelestarian Gajah, sekaligus menjaga lingkungan hutan sekitar.

Apalagi saat ini, tambahnya, sudah ada program Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), sehingga perlu di monitor dan diberikan pengetahuan kepada masyarakat, agar tidak mengelola kawasan hutan yang merupakan habitat dari hewan berbelalai panjang nan langka tersebut.

“Mana hutan tempat habitatnya gajah dan mana hutan yang boleh dikelola, sehingga satu sama lain dapat meraih manfaatnya,” tutupnya.(Saipul-Media Center Pemprov Bengkulu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Invonasi Layanan, Trigger Tumbuhnya Investasi

Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu terus berupaya membuka akses investasi dengan menawarkan berbagai potensi daerahnya. Selain itu, komitmen berbenah layanan pada birokrasi terus dilakukan. Dikatakan anggota DPD RI (dewan perwakilan daerah) Ahmad Kanedi, pemerintah daerah sedang getol-getolnya membuka peluang investasi serta promosi sektor wisata. Menurutnya, hal ini pantas dilakukan karena Bengkulu mempunyai potensi menjanjikan. "Pemerintah membentangkan karpet merah untuk investor. Kita selaku masyarakat siap menyambut untuk mendukung program pemerintah memajukan daerah yang kita cintai ini," ungkap Bang Ken - sapaan akrab Kanedi, Senin (29/1/2018). Saat itu, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan hotel bintang 4 di Kota Bengkulu. Hotel dengan 11 lantai itu, diharapkan turut berikan kontribusi pembangunan serta misi besar Provinsi Bengkulu dalam program visit Bengkulu 2020. Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersya

Perda Penanaman Modal Permudah Investor Berinvestasi

Bengkulu-MC. Salah satu upaya Pemda Provinsi Bengkulu dalam pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan adalah dengan mengundang para investor untuk menanamkan investasinya. Hal tersebut saat ini telah diperkuat dengan disahkannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bengkulu tentang Penanaman Modal. Rohidin Mersyah selaku Plt Gubernur Bengkulu mengatakan, ada beberapa point pendukung supaya para investor bersedia menanamkan modalnya di suatu daerah, mulai dari proses pemberian perizinan tidak dipersulit, kondisi keamanan daerah yang kondusif serta iklim investasi yang sehat dan saling menguntungkan. “Ini dalam rangka bagaimana kita menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, kemudian prosedur tahapannya, termasuk potensi investasi-investasi yang ada di Bengkulu,” terang Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah usai Paripurna dengan agenda Pandangan Akhir Fraksi-Fraksi terhadap Rencana Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penanaman Modal dilanjutkan pengesahan Perda Pen

Watimpres Kunjungi Bengkulu, Minta Masyarakat Kembangkan Potensi Daerah

Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) hadir langsung melihat Potensi yang dimiliki Provinsi Bengkulu dalam bidang pariwisata, hal tersebut dilakukan untuk mendorong daerah-daerah berpotensi wisata supaya giat mengembangkan desa wisata. Ketua Watimpres Sri Adiningsih mengatakan, desa wisata bisa menjadi atraksi tersendiri bagi wisatawan. Dia mencontohkan kawasan sekitar Borobudur adalah contoh yang baik dalam pengembangan desa wisata. Sebab, wisatawan yang mengunjungi candi Buddha terbesar di dunia itu juga bisa mengunjungi kawasan sekitarnya. “Selama ini jika ke Jogja biasanya hanya ke Candi Borobudur, setelah itu selesai. Namun Sekarang bisa dilihat, atas bantuan BUMN, BUMDes dan masyarakat sedang dikembangkan kawasan wisata Borobudur yang besar, yang bukan hanya datang untuk melihat candi,” katanya saat pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu di ruang Rafflesia, Jumat(19/5). Lebih lanjut guru besar ilmu ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu m